TNO, BELOPA LUWU – Beberapa Aktivis Mahasiswa geram atas maraknya laporan masyarakat terkait pengelolaan SPBU 74-919-02 Seppong yang terletak di Desa Seppong, Kabupaten Luwu.
Sederet laporan masyarakat tersebut terpampang nyata pada platform-platform Media Sosial (Medsos). Mulai dari persoalan dugaan Pungli, antrian panjang, hingga dugaan penggandaan Surat Keterangan (Suket) pengantar pengambilan BBM (Solar dan Pertalite) bersubsidi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Pengelolaannya ini terlalu banyak tingkah, banyak sekali persoalan yang ditimbulkan, yang terkena dampak pastinya masyarakat kecil, seperti Nelayan, Supir Mobil Truk, dan Sopir – sopir pete-pete lainnya” Kata Rifky, salah satu Mahasiswa, Rabu, (11/10).
Meski telah ada razia dari pihak BPP Kecamatan Kamanre, namun menurut Rifky belum cukup untuk menjawab keresahan masyarakat, sehingga perlu peran aktif dari pihak-pihak terkait.
“Adanya keluhan masyarakat ini terjadi tentu karena pengawasan di SPBU Seppong tidak berjalan baik. Sehingga perlu peran aktif dari semua unsur. Baik kepolisian, BPPH Migas, Legislatif dan seluruh pihak terkait lainnya” Katanya.
Lanjutnya, “Ini kita lihat sendiri kan, para pihak terkait seakan tutup mata terkait persoalan ini, seharusnya pihak kepolisian menyiagakan personilnya, memantau dugaan pungli serta mengamankan para pelansir Solar. Legislatif sebaiknya mamanggil pemilik SPBU terkait persoalan ini, agar ini terang benderang adanya,” Ungkap Rifky.
Namun sambung Rifky, jika pihak terkait tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka sebagai aktivis akan menunjukkan bagaimana parlemen jalanan akan bekerja.
“Kita beri waktu pihak terkait untuk bekerja, namun jika persoalan tersebut tidak kunjung diselesaikan, atau keresahaan masyarakat tidak terjawab, maka kita tunjukkan aksi demonstrasi, parlemen jalanan” Tutupnya.
Sederet persoalan disampaikan masyarakat terkait pengelolaan SPBU Seppong. Sebelumnya, diberitakan nelayan menjerit dengan adanya Pungutan Liar.
Selain keluhan adanya dugaan pungli, masyarakat juga mengeluhkan pelayanan di SPBU Seppong. Pasalnya, tidak jarang masyarakat yang berprofesi sebagai supir Truk harus mengantri berjam-jam jika ingin mengisi Solar.
Peri misalnya, mengaku telah mengantri sejak sejam lalu saat ditemui di lokasi. Kuat dugaan Peri, antrian mengular terjadi karena terpantau beberapa orang terlihat mondar-mandir mengendarai kendaraan roda dua, mengisi solar menggunakan Jerigen di SPBU Seppong.
“Sudah satu jam lebih saya mengantri disini pak, panjang sekali ini antrian, hampir setiap hari begini pak. Kasihan kia yang supir mobil, ini yang bawa jerigen sudah berapa kali mondar mandir” Ungkap Peri, Selasa (10/10) lalu.
Peri, menambahkan keterangannya, bahwa salah satu pesuruh pengepul yang berinisial (AR) setiap harinya menguasai salah satu Nezzle Solar.
Laporan masyarakat kemudian berujung razia yang dilakukan oleh BPP Kecamatan Kamanre bersama rombongan, terkait dugaan penyalahgunaan Surat Keterangan (Suket) pengantar pengambilan BBM (Solar dan Pertalite) oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Hingga berita ini diterbitkan, manager SPBU Seppong, Kasran enggan membalas konfirmasi wartawan terkait issu tersebut. Saat ditemui di kantornya, Kasran, disebut sedang berada di luar Kota. (*)