TNO, LUWU – Oknum komplotan yang mengaku Wartawan dan LSM di wilayah Kabupaten Luwu yang biasa disebut wartawan ‘Bodrek’ (Merujuk pada oknum yang menyalahgunakan profesi jurnalistik untuk keuntungan pribadi, seperti memeras, meminta uang, atau mengancam dengan ancaman berita palsu) tidak hanya meneror sejumlah SPBU di kabupaten Luwu, namun komplotan ini juga kerap mendatangi dan menghubungi pemilik bekas penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Solar di beberapa tempat yang sudah lama tidak beroperasi (sudah tutup-red), namun tidak luput dari kecaman kompolotan ini.
Diketahui, bahwa komplotan ini merupakan Oknum wartawan yang berasal dari luar Kabupaten Luwu dan dulunya bekerja sama dengan PT Sri Global Mandiri (SGM) yang merupakan perusahaan logistik atau penyuplai Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga lokasi atau gudang yang diduga sebagai tempat penimbunan BBM diketahui oleh mereka. Dari keterangan sumber yang tidak ingin identitasnya disebutkan dan merupakan eks pelaku penimbun BBM jenis Solar di Kabupaten Luwu mengaku bahwa dulu mereka sempat kerjasama.
“Dulu, mereka itu selalu datang dan minta jatah untuk dimuat di armada salah satu perusahaan logistik BBM pak, kalau tidak dikasi kita diberitakan. Dan setau saya oknum bernama Andi Wahyudi tersebut bersama beberapa rekannya dapat persen setiap pengangkutan mobil tengki dari perusahaan tersebut,” terang sumber.
“Tapi setelah perusahaan logistik BBM tersebut ditutup dan semua sumur-sumur atau tempat penimbunan juga ditutup, bahkan beberapa pemilik sumur ditangkap oleh anggota Polres Luwu. Sejak itulah semua pemilik sumur tak beroperasi pak, termasuk saya,” ungkapnya.
Menurutnya komplotan ini memang mudah melacak keberadaan pemilik bekas sumur atau tempat penimbunan BBM karena mereka itu bagian dari pelaku penyaluran BBM ke Marowali Sulawesi Tengah. “Bukan cuma di Luwu Raya pak, se-Sulsel hingga Sulteng bahkan ke Tenggara itu pak dia tau titik penimbunan,” bebernya.
Menurut sumber, komplotan ini kerap mendatangi atau menghubungi melalui telepon atau Chat WA si’pemilik bekas penampungan dan meminta sejumlah uang dengan mengancam akan memviralkan jika permintaannya tidak dipenuhi. Sementara itu, kata sumber sudah tidak ada aktivitas penimbunan BBM saat ini.
Belakangan ini, salah satu yang juga kerap mendapat teror yakni Herdin, dan beberapa orang lainnya di wilayah Ponrang dan Bua, namun Herdin tidak menggubris ancaman yang dilontarkan oleh oknum tersebut karena Herdin sudah lama tidak aktif mengambil BBM.
Namun komplotan ini tak henti-hentinya menghubungi para pemilik bekas penampungan bahkan mendatangi sejumlah SPBU di Luwu seolah-olah melakukan peliputan dan konfirmasi yang berujung minta diisikan bahan bakar mobil yang dikendarainya dan meminta sejumlah uang.
Pada tanggal 25 September 2025, komplotan ini kembali beraksi dan menghubungi Herdin dan meminta sejumlah uang dengan modus konfirmasi terkait penimbunan BBM bersubsidi jenis Solar, namun Herdin membantah tudingan tersebut dan tidak merespon permintaan serta ancaman yang dilontarkan oleh oknum wartawan Ir. Sehingga terbitlah berita siber di Tribuntujuwali.com dengan judul, “Herdin Pemilik Penampungan Solar Subsidi di Desa Mario, Luwu – Kapolres Diminta Bertindak”.
Tidak sampai disitu, komplotan ini juga menghubungi bapak Rahma, dan lagi-lagi mengancam akan memviralkannya apabila bapak Rahma tidak kooperatif menyerahkan sejumlah uang. Namun sayangnya bapak Rahma tidak menggubrisnya.
Akibatnya, pada 26 September 2025 terbit berita siber di laman Tribuntujuwali.com yang berjudul. “Aktor Mafia BBM Bersubsidi Dikenal sebagai Bapak Rahma “HR” Pemilik Penampungan Solar Subsidi di Lanipa, Luwu – Diduga Melayani Mobil Tangki PT Ronal Jaya Energi”.
Komplotan ini kembali memuat konten berita di account Tiktok milik detikiNews.id dengan judul. “Diduga Kuat, Bapak Paat Jadi Aktor Mafia BBM Bersubsidi di Wilayah Hukum Polres Luwu/Belopa”.
Setiap konten yang dimuat dalam Platform media siber selalu menggunakan foto atau gambar ilustrasi. “Sembarang foto na kasi masuk pak, karena menelpon memangji pak. Tidak pernah datang di rumah atau ketemu sama saya, semua yang dia muat dalam berita itu bohong pak,” ungkap bapak Rahma kepada wartawan saat dihubungi melalui telepon. Senin, (6/10/2025).
Senada dengan bapak Rahma. Yakni, Herdin menanggapi berita yang dimuat di laman tribuntujuwali.com yang menuding dirinya sebagai mafia Solar. “Heran’ka saya pak, tidak pernah’ka bicara kok ada berita bahwa saya aktor mafia BBM. Orang ini kalau datang pasti rombongan, tapi sudah lama’mi saya tidak ketemu, dulu’ji pak sekarang ini tidak pernah saya ketemu,” terang Herdin.
Lanjut Herdin, “Tidak benar itu beritanya pak, saya perhatikan semua narasi dalam berita yang selama ini terbit di media tribuntujuwali.com itu sama pak. Hanya judul dan nama orang ji yang na ganti, baru itu foto sembarang foto na muat, begitumi pak kalau tidak dipenuhi permintaannya sembarang na muat,” ungkap Herdin dengan dana tinggi.
Herdin mengisahkan bahwa dirinya sudah lama tidak melangsir. “Sudah lama’mi pak saya tidak melangsir, sekarang itu pak ketat sekalimi,” ungkap Herdin. Menurut Herdin, komplotan wartawan ‘bodrek’ ini berasal dari daerah Wajo, Pangkep dan Makassar.
Sasarannya kali ini yakni AY, dan NR. diketahui oknum wartawan, Sultan dari media siber control24jam.co.id diduga bagian dari komplotan ini.
Pada Selasa, 14 Oktober 2025 komplotan ini beraksi di wilayah kecamatan Larompong dan Larompong Selatan. Komplotan ini mendatangi bekas gudang milik AY di Kelurahan Bonepute, Kecamatan Larompong Selatan.
AY, sangat menyesalkan perbuatan oknum wartawan tersebut. Menurut AY oknum wartawan itu melakukan pengambilan dokumentasi (foto) di bekas gudang miliknya dengan cara yang tidak beretika, merusak dan tanpa sepengetahuan dirinya.
“Kan dindingnya itu gudang seng pak, jadi dia buka diantara sambungannya lalu dia masukkan tangannya untuk mengambil memotret, tapi yang dia foto itu bak penampungan yang tidak ada isinya, kosong pak” kata AY dengan nada kesal.
Lanjut AY, Pada Selasa, 14 Oktober 2025 AY mendapat pesan WhatsApp melalui perantara yang isinya rilis berita dengan judul, “Kapolsek Larompong Diduga Tutup Mata, Pengambilan Solar Subsidi di Dua SPBU Dibiarkan” dan @Diduga Dua Bid Bos dari Bonepute, AY dan NRD Kuasai Solar Subsidi#
Melalui perantara AY diancam akan diviralkan melalui pemberitaan apabila AY tidak menyerahkan uang sebanyak Rp7 juta. AY pun tidak menggubris permintaan tersebut karena menurut AY apa yang ditudingkan terhadap dirinya tidak benar.
AY membeberkan bahwa gudang itu sudah lama tidak digunakan untuk menampung atau menimbun BBM. “Sudah satu tahun lebih pak saya tidak melangsir, sejak bulan September tahun 2024 lalu sampai sekarang saya sudah berhenti pak. Dulu ia,,, kata AY mengakui. Tapi, setelah ada penertiban semua gudang digerebek petugas waktu itu, sejak itulah saya berhenti sampai sekarang,” terang AY kepada wartawan Sabtu (18/10/2025).
Di lain sisi, Kapolsek Larompong, AKP. Hasdin, S.Sos.,MH, saat dimintai tanggapannya melalui telepon pada Sabtu (18/10) pukul 20.05 Wita. Membenarkan adanya orang yang menghubungi dirinya terkait penimbunan BBM bersubsidi jenis Solar di wilayah hukumnya. Juga sangat menyesalkan adanya pemberitaan seperti itu, menurutnya apa yang ia sampaikan saat dikonfirmasi oleh oknum wartawan tersebut berbeda dengan apa yang dituangkan dalam pemberitaan media online control24jam.
“Iya, kami juga sangat menyayangkan berita tersebut karena lain yang kami sampaikan, lain juga yang mereka muat. Kami tidak anti dengan rekan-rekan media malah kami sangat mendukung teman-teman wartawan yang melakukan tugas jurnalistik. Namun, kami juga menyayangkan kalau konfirmasinya seperti ini,” ungkapnya.
“Benar saya dihubungi dan diminta untuk memberikan klarifikasi, kemudian kami menyampaikan bahwa informasi yang saudara sampaikan dan semua yang kami terima akan segera ditindaklanjuti. Namun yang diberitakan itu, bahwa kami tutup mata, itu yang tidak benar,” kunci Hasdin.
Sebelumnya. Komplotan yang mengaku wartawan ini menurut sumber informasi wartawan media tim saat melakukan penelusuran. Komplotan ini datang secara rombongan tiga hingga lima orang dalam satu tim. Diantaranya, bernama Andi Wahyudi dan Irwan. Komplotan ini masih kerap melakukan dugaan pemerasan serta mengisi BBM secara gratis mobil yang dikendarainya di beberapa SPBU di Kabupaten Luwu.
Di kasus yang sama, oknum Irwan bersama komplotannya terus melakukan dugaan pemerasan, kini terhadap Cunnu, sebesar Rp.500 ribu. Dengan mendatangi saudara Cunnu di daerah Ponrang.
Cunnu merasa heran keberadaannya saat itu sedang bersilaturahmi di rumah keluarganya di Ponrang. Namun tiba-tiba didatangi oknum Irwan bersama dua rekannya dan meminta sejumlah uang. Cunnu yang merasa empati karena sudah lama saling kenal tidak menyoal, Cunnu pun mentransfer ke rekening Ir sebesar Rp500 ribu. Kejadian itu menurut Cunnu Pagi menjelang siang.
Alhasil, menjelang Magrib Irwan kembali menghubungi Cunnu, dan minta tambahan sebanyak Rp1 juta. Cunnu yang tak terima karena merasa diperas dan diperalat bergegas mendatangi Irwan di daerah Larompong. Hingga terjadi adu mulut, Cunnu yang tidak terima minta diselesaikan secara adat. “Ini kampung saya saudara kalau kau memaksa terserah apa maumu,” sontak Cunnu dengan nada menantang. Dan akhirnya Irwan bersama rekannya meninggalkan lokasi kejadian.
Menanggapi hal tersebut sejumlah pemerhati dan koalisi wartawan di Luwu mengecam Oknum yang mencederai nama baik profesi wartawan. Koalisi wartawan lokal di Kabupaten Luwu akan segera mengambil langkah dengan menyurati Kapolres Luwu untuk segera memanggil oknum tersebut dan memproses persoalan ini sesuai hukum yang berlaku. Dengan mengumpulkan data-data antara lain keterangan saksi-saksi dan rekaman CCTV masing-masing SPBU.
Berita ini naik tayang, sementara salah satu penimbun yang juga telah lama tidak beroperasi, berinisial NR belum terkonfirmasi. Awak media berusaha menemui dan menghubungi telepon NR, namun belum berhasil. (*)
















